Sabtu, 05 Desember 2015

hidroponik

Hidroponik merupakan budidaya tanaman dengan media non tanah dan lebih mengandalkan hidro atau air. Hidroponik adalah sebuah pertanian modern sebagai solusi yang menjawab semakin minimnya lahan pertanian. Hemat tempat dan tidak perlu menggunakan tanah.
Sedangkan untuk menahan tubuh batang, umumnya digunakan media substrat, seperti arang sekam, pasir, batu kerikil, gambut, serbuk gergaji, ataupun zeolit. Dengan media ini, tanaman dapat ditegakkan dalam pot dan diletakkan di lahan yang tersedia. Tanaman hidroponik ini juga bisa ditempatkan di teras depan rumah, di samping atau di belakang bahkan di dinding rumah
Untuk memulai metode hidroponik, pertama medianya atau tempatnya diperhatikan apakah tanaman bisa tumbuh dengan baik. Misalnya, botol-botol bekas berukuran 1,5 liter yang sudah dipotong menjadi 2. Sementara itu, medianya bisa menggunakan arang sekam. Mungkin di kota besar susah menemukan arang sekam, maka bisa menggunakan serbuk sabut kelapa atau pasir krikkil yang steril. Selain itu, bisa juga mengunakan tumbukan batu bata yang sudah dibakar jadi steril. Jadi bahan-bahan digunakan bisa berasal dari di sekitar kita.
Ada 4 hal yang harus diperhatikan jika ingin mengembangkan tanaman dengan cara hidroponik. Tanaman ini membutuhkan cahaya, membutuhkan air, oksigen dan membutuhkan sumber makanan nutrisi atau disebut pupuk. Setelah 4 hal ini dipenuhi, tanaman tidak perlu lagi tanah. Jadi nutrisi itu harus dipenuhi untuk hidroponik ini.
Setiap tanaman pasti membutuhkan sumber makanan yang berbeda. Tanaman sayuran daun misalkan, pasti akan berbeda dengan jenis sayuran yang memiliki buah. Begitu juga dengan intesitas cahayanya yang berbeda. Tanaman sayur tidak membutuhkan sebanyak tanaman sayuran buah seperti cabe, tomat atau semangka, melon dan sebagainya
Apakah sayuran hidroponik mengandung kimia mengingat nutrisi yg digunakan adalah unsur anorganik
jawab :daun atau buah yang kita makan adalah hasil dari fotosintesis dan berdasarkan bbrp literatur ternyata tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk pertukaran ion. Ion2 ini terbentuk ketika bahan kimia organik sdh tersintesa menjadi bentuk anorganik, jadi apapun sumbernya baik kimiawi organik ataupun anorganik buat tanaman no problem. Catatan, hanya untuk pupuk/hara bukan termasuk pestisida.


Berikut Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik.
1. Pemakaian pupuk lebih hemat. karena jika kita menanam ditanah kebun/sawah secara konvensional, atau pakai tanah, maka kita palaing tidak memupuki hampir semua lahan kita. Ini pemborosan.
2. Pemakaian air lebih efisien
3. Tenaga kerja yang diperlukan lebih sedikit, karena kita tidak mengolah lahan/tanah.
4. Lingkungan kerja lebih bersih.
5. Dapat menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami, seperti dilingkungan tanah yang miskin hara, padang gurun, berbatu, dlsb. Bahkan bisa menanam didalam garasi, dibasement, bahkan dibawah kota sekalipun (dengan tambahan lampu khusus/growing light).
6. Produksi tanaman persatuan luas lebih banyak, karena bisa dilakukan secara vertical.
7. Menjadi solusi untuk mereka yang ingin bercocok tanam tapi minim lahan.
8. Tidak perlu mencangkul.
9. Dapat menghilangkan stress, sebagai aktivitas yang menyehatkan dan menyenangkan bagi seluruh keluarga.
10. Punya nilai tersendiri karena bebas pestisida, dan punya nilai seni, dan bisa berinovasi dan berkreasi sendiri.
Media apa yang baik bagi hidroponik ?
Kita mesti ingat bahwa kita bekerja dengan air dan juga bahwa tanaman membutuhkan oksigen, jadi media yang diperlukan adalah media yang tidak mempengaruhi larutan nutrisi,  dapat mengikat air(porous), dapat membantu agar PH tidak sering berubah, bisa dipakai berulangkali, tidak mahal dan mudah didapatkan, dan juga ringan sehingga mudah untuk dipergunakan baik untuk indoor maupun outdoor.
Media2 itu antara lain :
1. Rockwool, sebagai media semai dan juga media tanam, kualitasnya sangat baik.
   Pemakaian mudah, hampir seluruh negara memakainya.
   Dapat mengikat air dengan baik.
   Dapat mengikat oksigen juga(good aeration).
   Tapi tidak bisa dipakai ulang.
2. Hydroton (expanded clay)
   tidak bisa untuk media semai, tapi baik untuk media tanam(penopang)
   Bisa digunakan ulang (reused)
   berpori, dan baik untuk sistim Ebb dan flow system     
3. Coconut fiber(coir), cocopeat
   Ukurannya beragam
   Dapat mengikat air dengan baik
   Biasanya dicampur sekam bakar , agar tidak terlalu basah.
                                       




6 dasar sistem dalam Hidroponik :


1. SistemSumbu (Wick)
Adalah tipe hidroponik yang paling sederhana. Sistem iniadalah sistem pasif, yang artinya tidak ada sistem yang bergerak. Larutannutrisi diserap oleh media tanam dari tandon menggunakan sumbu (memanfaatkandaya kapilaritas sumbu). Sistem ini dapat menggunakan bermacam-macam mediatanam, diantaranya: Perlite, Vermiculite, Pro-Mix, dan Sabut Kelapa dan Rockwool  
C:\Users\user\Downloads\1900175_481555998615499_219022935_n.jpg



2. Nutrient film technique (NFT) 
merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang pada awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal. Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain: dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dengan high planting density. Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap energi listrik dan penyakit yang menjangkiti tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain.Pada sistem NFT, kebutuhan dasar yang harus terpenuhi adalah : Bed (talang), tangki penampung dan pompa. Bed NFT di beberapa negara maju sudah diproduksi secara massal dan disediakan oleh beberapa perusahaan supplier greenhouse dan pertanian, di Jepang terbuat dari styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi sehingga banyak petani Indonesia memakai talang rumah tangga (lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter). Tangki penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampung ke bed NFT dengan bantuan jaringan atau selang distribusi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT adalah : kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi, kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran berkisar 0.3-0.75L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk menghindari terbendungnya larutan nutrisiNFT merupakan alat hidroponik sederhana yang bekerja mengalirkan air, oksigen dan nutrisi secara terus-menerus dengan ketebalan arus sekitar 2-3 mm.Tanaman disangga dengan sedemikian rupa sehingga akar tanaman menyentuh nutrisi yang diberikan. Alat dibuat miring dengan salah satu sisi lebih tinggi dari sisi lainnya yaitu sebesar 5% dari panjang alat agar arus dapat mengalir dengan lancar.Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan terbuang percuma karena aliran airnya akan masuk ke bak penampung yang ada dibawahnya setelah itu dipompa kembali ke atas dan dialirkan lagi ke akar tanaman.Alat-alat yang dibutuhkan:1. Talang air 2. Pompa akuarium 3. talang  4. Sterofoam5. Busa 6. Wadah Air

https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/t1.0-9/1901813_496959530408479_1164371979_n.jpg



3. Ebb and flow 
atau yang biasa dikenal dengan sistem pasang surut ini merupakan salah satu alat hidroponik yang unik karena prinsip kerjanya yaitu tanaman mendapatkan air, oksigen dan nutrisi melalui pompaan dari bak penampung yang dipompa melewati media kemudian membasahi akar tanaman (pasang), kemudian selang beberapa waktu air bersama nutrisi akan turun (surut) kembali melewati media menuju bakpenampungan.Waktu pasang dan surut dapat diatur menggunakan timer sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut, jadi tanaman tidak akan tergenang atau kekurangan air.Alat-alat yang dibutuhkan:1. Media tanam2. Po t/ Wadah tanaman3. Pompa akuarium 4. Timer5. Pipa PVC 6. Ember atau wadah airKelebihan alat:1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.2. Pertukaran oksigen lebih baik karena terbawa air pasang dan surut.3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman

https://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/t1.0-9/1978671_496958520408580_1386224860_n.jpg








4. Floating hidroponic system (FHS) 
merupakan suatu budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan /menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung diatas permukaaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) di Italia.Pada sistem ini larutan nutrisi tidak disirkulasikan, namun dibiarkan pada bak penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam jangka yang cukup lama akan terjadi pengkristalan dan pengendapan nutrisi dalam dasar kolam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Sistem ini mempunyai beberapa karakteristik seperti terisolasinya lingkungan perakaran yang mengakibatkan fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah, dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada energi listrik (mungkin hanya untuk mengalirkan larutan nutrisi dan pengadukan larutan nutrisi saja).Tanaman ditancapkan pada lubang dalam styrofoam dengan bantuan busa (agar tanaman tetap tegak) serta ditambahkan penyangga tanaman dengan tali. Lapisan styrofom digunakan sebagai penjepit, isolator panas dan untuk mempertahankan tanaman agar tetap terapung dalam larutan nutrisi. Agar pemakaian lapisan styrofoam tahan lama biasanya dilapisi oleh plastik mulsa.Floating system merupakan alat yang paling sederhana karena hanya menggunakan prinsip penggenangan. Akar tanaman diberi genangan air dan nutrisi secara terus-menerus. Untuk kebutuhan oksigen tanaman mendapatkannya melalui airstone yang diletakkan didalam air.Atau bisa juga dengan memberikan pompa Aquarium sehingga air dan larutan nutrisi bisa terus bersirkulasi.Air dan nutrisi yang diberikan akan langsung mengenai akar tanaman secara terus-menerus sehingga tanaman dapat menyerapnya setiap saat.Alat-alat yang dibutuhkan: 1. Sterofoam 2. Busa 3. Ember atau wadah air
https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/t1.0-9/1959503_496959090408523_813736956_n.jpg
5. Aeroponik 
termasuk jenis alat yang cukup mahal karena membutuhkan bahan-bahan yang mahal, namun prinsip kerjanya sederhana yaitu air dan nutrisi yang akan diserap tanaman diberikan dalam bentuk butiran kecil atau kabut. Pengkabutan ini berasal dari pompa dari bak penampungan yang disemprotkan menggunakan nozzel sehingga nutrisi yang diberikan akan lebih cepat terserap akar tanaman.Penyemprotan dilakukan berdasarkan durasi waktu yang diatur menggunakan timer. Penyemprotan dilakukan ke bagian akar tanaman yang sengaja digantung. Air dan nutrisi yang telah disemprot akan masuk menuju bak penampungan untuk disemprotkan kembali.Alat-alat yang dibutuhkan: 1. Plastik 2. Pompa akuarium 3. Pipa PVC 4. Sterofoam 5. Nozzel 6. Ember/wadah air
https://scontent-a-kul.xx.fbcdn.net/hphotos-prn1/t1.0-9/75989_496958723741893_1349298391_n.jpg


6. Drip irigation 
(5 dari 6 teknik Hidroponik) (Fertigasi)Merupakan salah satu jenis alat hidroponik yang sederhana karena pada prinsipnya hanya memberikan air dan nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus-menerus sepanjang waktu. Tetesan diarahkan tepat pada daerah perakaran tanaman agar tanaman dapat langsung menyerap air dan nutrisi yang diberikan.Tanaman mendapatkan nutrisi setiap saat sesuai kebutuhannya karena tetesan nutrisi dapat diatur sehingga tidak akan menggenangi  tanaman. Alat ini pada prinsipnya sama saja dengan menyiram tanaman namun dilakukan secara otomatis, terus-menerus dan sesuai dosis.Alat-alat yang dibutuhkan: 1. Selang air2. Pompa akuarium 3. Stik drip  4. Pot / polybag 5. Media tanam 6. Ember atau wadah air
https://scontent-a-kul.xx.fbcdn.net/hphotos-prn2/t1.0-9/1186822_496959257075173_615816428_n.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar